Jenis Pembangkit Listrik
1. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
Jenis pembangkit listrik ini menggunakan bahan solar sebagai bahan bakarnya. PLTD tidak ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik yang besar, namun lebih cocok untuk mencukupi kebutuhan listrik yang kecil.
Biasanya jenis pembangkit listrik ini digunakan di desa-desa atau daerah-daerah terpencil.
Mesin diesel bertugas sebagai prime mover atau penggerak mula. Saat bekerja, mesin diesel akan menghasilkan energi mekanis yang diperlukan untuk menggerakkan rotor generator.
Agar efisien, tekanan dan suhu udara yang dicampur dengan solar harus dinaikkan terlebih dahulu pada turbo charger yang digerakkan oleh gas buang, hasil dari pembakaran di ruang bakar.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Pembangkit Listrik Tenaga Air sudah sangat dikenal penggunaannya. Di Indonesia sendiri, jenis pembangkit listrik ini merupakan yang utama. PLTA tersebar di seluruh daerah di Indonesia.
Air berfungsi menggerakkan turbin yang terhubung dengan generator. Energi listrik yang dihasilkan ini disebut hidroelektrik.
Kelebihan PLTA adalah kapasitas dayanya besar dan alatnya awet hingga 50-100 tahun setelah digunakan. Selain itu jenis pembangkit listrik ini tidak menyebabkan polusi dan bebas emisi karbon, sangat ramah lingkungan.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Batubara (PLTB)
Sebagai penghasil batubara yang besar dan pengekspor batubara terbesar kedua di dunia, tak heran bila banyak PLTB tersebar di Indonesia.
Sepertiga dari 90% listrik di Indonesia dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga batu bara. Bahkan pemerintah merencanakan bahwa tahun 2030 listrik yang dihasilkan PLTB harus mencapai 50% dari keseluruhan.
Meskipun bermanfaat, namun batubara adalah bahan bakar terkotor di dunia. Material ini merupakan penyebab utama gas rumah kaca yang menyebabkan global warming. Masalah lain yang timbul adalah masalah kesehatan.
Hampir 80% warga disekitar PLTB mengidap penyakit pernafasan karena terkena debu batubara. Parahnya lagi korban kebanyakan masih balita.
4. Pembangkit Listrik Tenaga Angin
Jenis pembangkit listrik ini membuat angin memutar turbin. Putaran pisau turbin berubah menjadi arus listrik dengan bantuan generator.
Sebagai salah satu energi yang terbarukan, pembangkit listrik tenaga angin tidak menimbulkan emisi sehingga ramah lingkungan. Untuk membuatnya tidak memerlukan lahan sebesar jenis pembangkit listrik lain sehingga lebih hemat tempat.
Namun biaya pembuatan dan perawatan pembangkit listrik tenaga angin cukup tinggi, karena ada beberapa bagian turbin yang memang mudah rusak.
5. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Hasil pemanasan ketel uap pada PLTU menghasilkan uap yang memutar turbin sehingga menghasilkan listrik. Bahan bakar dari PLTU adalah minyak ataupun batubara.
Cara kerja PLTU adalah air dipompa ke dalam pipa air di sekeliling ketel uap. Kemudian udara dan bahan bakar yang sudah menjadi satu disemprotkan ke dalam ruang bakar yang menyala. Terjadilah pembakaran sehingga bahan bakar berubah menjadi energi kalor atau panas.
6. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Bahan bakar PLTG dapat berupa bahan bakar minyak maupun gas alam. Cara kerjanya diawali dengan memasukkan udara ke dalam kompresor melalui filter udara. Tujuannya agar debu dan kotoran tidak ikut masuk ke kompresor tersebut.
Hasil pembakaran adalah gas bertekanan dan bersuhu tinggi. Turbin yang ada disemprot oleh gas tersebut. Turbin akan mengubah enthalpy gas menjadi energi gerak yang akan memutar generator yang menghasilkan listrik.
7. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB)
Cara kerja jenis pembangkit listrik ini mirip dengan PLTU, namun uap panas yang dihasilkan murni dari dalam perut bumi. Oleh karena itu PTLPB banyak dibangun di dekat gunung berapi.
PLTPB tidak memerlukan bahan bakar sehingga biaya operasionalnya lebih kecil daripada PLTU. Kekurangannya adalah biaya eksplorasi untuk menemukan sumber panas dan pengeboran perut bumi memakan biaya investasi yang sangat besar.
8. Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Sebagai salah satu energi alternatif, sinar matahari dapat dimanfaat sebagai pembangkit listrik. Keuntungannya tentu sinar matahari ramah lingkungan dan tidak terbatas digunakan berapa kali pun.
Biaya perawatannya memang kecil bila dibandingkan dengan jenis pembangkit listrik yang lain. Namun biaya pembangunanannya sangat besar
Komponen utama PLTS adalah sel foltovotaik yang berperan menangkap sinar matahari yang panas. Sinar matahari yang tertangkap berfungsi memanaskan cairan yang akan berubah menjadi uap. Uap tersebut yang akan diubah oleh generator menjadi energi listrik.
9. Pembangkit Listrik Tenaga Ombak
Gerakan ombak laut yang bergulung-gulung dan naik turun menghasilkan energi yang cukup besar. Ombak memililki kepadatan daya yang tinggi, memungkinkannya menjadi sumber energi terbarukan dengan biaya paling murah.
Jenis pembangkit listrik ini menghasilkan emisi nol, alias sangat ramah lingkungan. Di masa depan diyakini ombak akan menjadi salah satu solusi terbaik untuk menghasilkan listrik.
10. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)
Ternyata sampah juga dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Sampah dipilah terlebih dahulu. Sampah yang masih bisa didaur ulang dipisahkan. Baru sisa sampah diletakkan ke tungku insinerator untuk dibakar.
Pembakaran dilakukan pada suhu di atas 1300oC. Tidak perlu khawatir soal asap hasil pembakaran karena telah diatur agar sesuai dengan batas aman emisi gas buang. Sisa abu hasil pembakaran dapat dijadikan bahan bangunan seperti batako.
Jenis pembangkit listrik ini tentu sangat bagus diterapkan untuk mengurangii jumlah sampah. Berbagai negara seperti Amerika, Jepang, Belanda dan negara-negara di Eropa sudah menggunakan PLTSa sejak dahulu.
Kita tentu berharap agar jenis pembangkit listrik ini lebih banyak lagi dibangun diseluruh daerah-daearah di Indonesia.
11. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
PLTN membutuhkan reaksi pembelahan inti bahan uranium dalam reaktor nuklir untuk menghasilkan panas. Panas tersebut menghasilkan uap yang dialirkan ke turbin untuk menggerakkan generator.
Jenis pembangkit listrik ini sangat ramah lingkungan karena tidak melepaskan partikel nitrogen oksida, sulfur dioksida dan karbon dioksida saat pembakaran terjadi.
Namun dibalik kelebihannya, PLTN menuai banyak kontroversi seperti biaya pembuangan dan pengamanan energi nuklir sangat besar.
Selain itu potensi kecelakaan nuklir yang sangat mengerikan dampaknya. Radiasinya dapat merusak tubuh manusia bahkan menyebabkan kecacatan dan kematian.
Komentar
Posting Komentar